"PEREMPUAN SEBAGAI RAHIM PERADABAN"
Muncul
beberapa pertanyaan ketika kita mendengar istilah "perempuan sebagai rahim
peradaban", bahkan kalimat itu seolah-olah sudah menjadi kalimat yang
sangat fundamental dan bahkan di Amini bagi sebagian perempuan. Tanpa mereka
tau dan pahami apa maksud dan tujuan sebenarnya dari dogma dan hegemoni
"perempuan sebagai rahim peradaban" tersebut.
"Jika
perempuan diharapkan melakukan pekerjaan yang sama dengan laki-laki, maka
laki-laki juga harus melakukan pekerjaan yang sama sebagaimana dilakukan
perempuan."
"Jika
begitu sedikit perempuan genius dan pemberani yang ditemukan, itu karena
masyarakat menolak mereka untuk berekspresi."
Istilah
rahim peradaban secara biologis selalu berkaitan erat dengan sifat keibuan dari
seorang perempuan, kaum perempuan mereka yang di ciptakan dengan memiliki rahim
yang mampu mereproduksi (Melahirkan generasi). Peran perempuan dalam membangun
generasi sangat fundamental sebagai manusia yang mengandung dan melahirkan
anak-anaknya, tidak ada istilah “Untuk apa sekolah tinggi-tinggi kalau ujungnya
hanya di dapur”, tentu kalimat ini merupakan ungkapan merendahkan yang sama
sekali tidak menghormati perempuan, seolah perempuan hanya diciptakan sebagai
pelayan, seolah perempuan hanya diciptakan sebagai pemuas, dan seolah perempuan
hanya hadir sebagai pelengkap dalam rumah tangga.
Tidak jauh berbeda dengan ungkapan "Perempuan sebagai rahim peradaban", yang seolah-olah memposisikan perempuan sebagai inferior, mahluk yang lemah, bersifat keibuan (mengandung, merawat dan menyusui), sehingga menegasikan kepentingan dan peran perempuan dalam berpolitik dan melupakan historikal sejarah dimana keterlibatan langsung perempuan dalam memperjuangkan dan membangun bangsa.
Secara tidak langsung, istilah tersebut mencoba melanggengkan relasi kuasa atas laki-laki terhadap perempuan, memandang perempuan semata-mata sebagai alat pemuas hawa nafsu, mempertahankan patriarkisme dalam kehidupan sosial, dan mengekang perempuan agar tetap berada pada pekerjaan domestik dengan menitik beratkan perempuan pada beban ganda. Sehingga membuat mereka sulit untuk menjadi petarung karna terus-menerus berada dalam tekanan.
"Status
wanita sampai sekarang telah dibandingkan dengan seorang budak; perempuan telah
terikat pada rumah, dan hanya sosialisme yang dapat menyelamatkan mereka dari
ini." (Vladimir Lenin)
#Jangan mau di bodohi oleh narasi konservatif.
Yogyakarta 06 desember 2022
(D CUNGKRING)
0 Komentar
kritik, saran dan masukan sangat terima