Pendidikan hancur, generasi mudah Papua hancur.
Ilustrasi foto: pendidikan adalah senjat paling ampuh karena dengan pendidikan kita dapat mengubah dunia _Tn. Nelson Mandela
Ditulis oleh : Yohan Keiya
yohan keiya merupakan salah satu mahasiswa yang telah mendapatkan beasiswa kartu indonesia pintar di universitas Widya Mataram Yogyakarta sehingga keiya menekangkan kepada seluruh insan bahwa pendidikan harus diperhatikan demi untuk masa depan anak bangsa.
Pendidikan adalah pilar utama dalam kehidupan manusia dan pendidikan sudah ada sejak zaman prasejarah ketika Tuhan menciptakan segala seisinya dan makhluk hidup dibumi. Pendidikan diwariskan setelah Tuhan menciptakan manusia pertama "Adam" karena disitulah munculnya pengetahuan baru ketika adam melihat wajah di air kaca ditengah taman Eden dan mulai merasakan perubahan keterampilan, nilai-nilai dan tradisi lainnya.
Di Indonesia sendiri, mulai berkembang pendidikan formal pada Tahun 1901. Ketika itu, Belanda mulai memperkenalkan sistem pendidikan formal bagi penduduk Hindia Belanda (Indonesia). Namun pendidikan formal dibagikan berdasarkan kategori kelas yaitu sosial dan keturunan. Bagi anak pejabat dan bangsawan pribumi yang bisa mengenyam pendidikan formal.
Tidak terlepas dari itu, perkembangan sistem pendidikan nasional di Indonesia dari zaman orde lama hingga orde reformasi terus mengalami pertumbuhan perubahan yang sangat signifikan. Meskipun begitu, tidak berlaku bagi pendidikan di daerah 3T lebih khususnya Meepago Papua Tengah.
Mengapa saya katakan demikian, Karena saya melihat bahwa sistem pendidikan di daerah 3T Secara umum sangat lemah sehingga diakibatkan banyak sekolah-sekolah yang ketinggalan lebih jauh. Bahkan beberapa sumber yang dituliskan bahwa di wilayah provinsi Papua Tengah sebagai daerah yang sangat tertinggal jauh disektor pendidikan, dibandingkan provinsi atau daerah 3T lainnya. Bukan hanya itu, tetepi juga ada beberapa sumber juga yang berkata bahwa provinsi Papua Tengah merupakan salah satu provinsi yang mengalami masalah yang serius dalam sektor pendidikan. Oleh karena itu, padangan penulis opini akan berkaji atau membahas faktor-faktor yang mempengaruhi ketinggalan sektor pendidikan di provinsi Papua Tengah.
Berikut dua faktor utama yang mempengaruhi sektor pendidikan diantaranya adalah faktor External dan Internal:
Faktor External yang dimaksud adalah faktor yang mempengaruhi sektor pendidikan dari luar lembaga atau organisasi-organisasi yang kemudian mengancam pola pikir anak siswa adalah:
1. Lingkungan :
Lingkungan juga merupakan salah satu dampak atau faktor eksternal yang sangat mempengaruhi psikologi anak-anak siswa melalui bujukan hal-hal yang menjatuhkan masa depan anak-anak siswa oleh segelintir kelompok tertentu sehingga dampak negatif yang mereka terima dalam pikiran menimbulkan kemalasan sekolah bahkan sampai banyak siswa-siswi yang benar-benar putus sekolah.
2. Geografis
Di wilayah provinsi Papua Tengah merupakan wilayah yang terletak dibagian pegunungan diantara kabupaten Nabire, yang bisa dikatakan kondisi geografis cukup baik namun, kondisi geografis di kelima wilayah di provinsi Papua Tengah seperti wilayah dogiyai, Paniai, Deiyai, Intan jaya dan puncak jaya adalah kondisi yang dimana membuat parah siswa/siswa seringkali mengalami tidak fokus sekolah dan mengganggu konsentrasi belajar oleh cuara dan kondisi geografis.
3. Keamanan:
Justru keamanan juga seringkali mengalami faktor penghambat bagi siswa-siswi yang sedang bersekolah diakibatkan karena perang antara suku, marga, dan bersenjata organisasi pro kemerdekaan bangsa west Papua dan TNI/POLRI. Serta banyak faktor tidak bisa disebutkan satu persatu.
Berikut Faktor internal, faktor internal yang dimaksud adalah faktor yang mempengaruhi sektor pendidikan dari lembaga pendidikan itu sendiri adalah:
1. Fasilitas yang kurang memadai
Fasilitas merupakan masalah yang serius bagi anak-anak siswa/i di wilayah provinsi Papua Tengah. Pada tahun 2023 penulis sendiri melakukan servei dibeberapa sekolah dasar kemudian fasilitasnya sangat terbatas, gedung sekolah hampir rata-rata runtuh, halaman sekolah rumput pajang dan pakean seragam merah putih dan segaram lainnya banyak yang tidak digunakan di sekolah akibat belum menyediakan fasilitas yang kayak serta banyak soal fasilitas.
2. Tenaga guru sertifikasi terbatas dan honorer yang menumpuk.
Belajar yang efektif membutuhkan tenaga kerja yang profesional terutama bidang pendidikan. Di setiap sekolah hampir guru-guru yang sudah disertifikasi sangat minim, yang menumpuk hanya guru-guru honorer sedangkan hari ini soal pendidikan mengalami masalah yang serius. Hal ini segera diatasi oleh dinas pendidikan pemuda dan olahraga terkait.
3. Kepala dinas pendidikan pemuda dan olahraga tidak mengontrol disetiap sekolah.
Kepala dinas pendidikan pemuda dan olahraga memiliki kewenangan penuh dalam menjalankan dan mengontrol setiap sekolah sesuai dengan sistem pendidikan Nasional yang berlaku, karena pendidikan tertinggal jauh di provinsi Papua Tengah diakibatkan karena tidak adanya kontrol dari kepala dinas di seluruh sekolah ada.
Saya kira banyak faktor yang mempengaruhi dibidang pendidikan sehingga harapannya kantor dinas pendidikan pemuda dan olahraga terkait melakukan sosialisasi atau pengawasan setiap sekolah karena, pendidikan adalah soal masa depan generasi mudah Papua.
Editor : yohan keiya
0 Komentar
kritik, saran dan masukan sangat terima